Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Tahan Banting, Stabil di 5%

Jakarta, Anoanews.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan perekonomian global masih mengalami perlambatan. Namun, situasi tersebut dianggap masih lebih baik dari perkiraan pada akhir 2022 lalu.
“Kita dapat mengatakannya lebih baik walaupun tidak jauh lebih baik dari ekspektasi di akhir tahun. Saya masih ingat pada akhir tahun lalu istilah yang sering kita pakai waktu mau menyambut 2023 adalah kemungkinan ekonomi global akan dilanda oleh perfect storm,” kata Ketua OJK Mahendra Siregar di Hotel Kempinski Indonesia, Senin (27/11/2023).
Perfect storm yang dimaksud yakni badai yang melanda ekonomi di mana terjadi pengetatan kebijakan moneter, inflasi tinggi, maupun eskalasi geopolitik yang membawa suatu negara menuju resesi.
Di Amerika Serikat (AS), saat ini ekonominya disebut mengalami semacam normalisasi yaitu kinerja perekonomian solid di tengah tren penurunan inflasi, walaupun belum sampai ke tingkat target. Di sisi lain, Eropa menunjukkan fenomena stagflasi karena perekonomian mengalami stagnansi bahkan di beberapa negara terkontraksi atau resesi.
“Lain lagi dengan Tiongkok, kinerja perekonomiannya masih seperti di saat pandemi. Tidak rebound seperti harapan semula, juga disertai inflasi yang di bawah target menunjukkan suatu perekonomian yang lebih rendah aktivitasnya dibandingkan normal. Bahkan kita mulai melihat adanya semacam tekanan deflasi,” beber Mahendra.
Inflasi yang masih di atas target AS dan Eropa meningkatkan ekspektasi bahwa kondisi situasi suku bunga kemungkinan masih akan tetap tinggi dalam waktu lebih lama atau istilahnya higher for longer.
“Oleh karena itu, ada risiko-risiko dari tingkat bunga tinggi yang berkepanjangan ini bisa memicu semacam apa yang terjadi di bulan Maret-April tahun ini yang bisa dikatakan sebagai sporadik turbulance di pasar keuangan global,” imbuhnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Terlepas dari ketidakpastian ekonomi global, ekonomi Indonesia diklaim terus melanjutkan pemulihannya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun ini diperkirakan masih akan berada di kisaran 5%.
“Di tengah perlambatan ekonomi global, pengetatan likuiditas global dan masih tingginya ketidakpastian, faktanya adalah pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut,” beber Mahendra.
“Dalam konteks itu stabilitas jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang tetap mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi, kredit perbankan, penghimpunan dana di pasar modal diperkirakan masih tetap berada di rentang target OJK untuk tahun ini,” tambahnya.
Sumber: https://finance.detik.com/