Masyarakat Belum Sadar Stunting, Dinkes Bombana Ajak Semua Pihak Berkaloborasi.
Bombana, Anoanews.com– Kasus Stunting Merupakan salah Penyakit yang menjadi Isu Nasional Saat ini Setelah Pandemi covid-19. Olehnya itu Pemerinta Kabupaten Bombana terus berupaya dalam Melakukan Pencegahan Stanting.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan membentuk Tim Rembuk stunting, yang terdiri, 18 OPD yang terdiri Fertikal dan Otonom, termasuk Tim PKK kabupaten Bombana, dengan melibatkan semua stokholeder. Ungkap Kadis Dinkes, Darwin Kepada Wartawan, selasa, 23 Mei 2023.
Bahkan Darwin mengatakan Tim PKK kabupaten Bombana membuat invosi Gerbok dahsyat, yaitu “Gerakan Aksi Dapur sehat Gini Pengendali Stanting”.
“Jadi Gerbok ini nantinya bergerak setiap Posyandu, jadi setia orang yang berkunjung akan di intervensi, dan ini bukan hanya yang kena satanting, tetapi setiap yang berkunjung”, Terangnya.
Lanjut Darwin, dari Evaluasi awal Pj kabupaten Bombana, Pemkab Bombana diperintahkan untuk melakukan Pemataan secara mandiri, dan pemkab Bombana sudah melakukan itu, serta dari hasil pemetaan berdasarkan bai name by addres, sekitar 31% Kabupaten Bombana terkena Stanting.
Sementara untuk dari dari 31% ini, itu terbanyak ada di kecamatan Poleang barat, maka dari itu Poleang barat akan mendapatkan perlakuan khusus, dan disana juga diperbanyak gerobak dahsyat.
Kepala (DINKES) Kabupaten Bombana mengatakan Masyarakat masih harus waspada.
“Permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting itu sendiri,” kata Darwin
Berdasarkan Data Dinkes permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting itu sendiri.
“Padahal, stunting terbukti menurunkan kemampuan intelektual anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Stunting bahkan membuat anak tidak mampu tumbuh tinggi optimal dan mudah terkena penyakit seperti central obesity (gemuk di bagian tengah tubuh) dan penyakit metabolik lainnya,” beber Darwin
Ditambahkan juga, bahwa perilaku masyarakat yang juga masih mengabaikan gizi yang seimbang dan kebersihan, pernikahan muda, dan kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik turut menjadi faktor yang mempengaruhi dan oleh karenanya perlu untuk segera ditangani. Selain itu, terdapat juga kasus 4 terlalu (hamil terlalu di usia terlalu muda, hamil di usia terlalu tua, hamil terlalu sering, hamil terlalu banyak) dalam kehamilan dan kelahiran, berkontribusi menjadi penyebab anak terkena stunting.
“Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan calon ibu dan janin serta memastikan anak mendapat asupan gizi seimbang di 1.000 hari pertama kehidupannya,” bebernya. (Ar)